Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia akibat Banjir Bandang dan tanah longsor di Flores timur , Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 44 orang. Catatan itu dimutakhirkan pada Minggu (4/4) pukul 15.00 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan korban jiwa tersebar di tiga desa. BNPB dan sejumlah lembaga negara masih terus memperbarui data dari lapangan.
"Desa Lamanele 38 orang meninggal dunia, Desa Waiburak 3 orang meninggal dunia, Desa Oyang barang 3 orang meninggal dunia. Total 44 orang meninggal dunia, 7 hilang dalam pendataan," kata Raditya lewat keterangan tertulis, Minggu (4/4).
BNPB masih mendata jumlah korban luka-luka dari berbagai desa yang terdampak. Untuk sementara, 49 kepala keluarga dipastikan terdampak kejadian ini.
Raditya menyampaikan saat ini ada 7 orang yang dinyatakan hilang usai kejadian. Seluruhnya berasal dari desa Waiburak.Raditya menuturkan sejumlah instansi terkait telah rapat terbatas dan mendirikan posko. Sejumlah pejabat tingkat kabupaten dikabarkan akan turun langsung ke lokasi bencana.BNPB pun mencatat kerugian berupa kebendaan. Hingga saat ini, BNPB melaporkan pemukiman warga hanyut tersapu banjir, puluhan rumah di Desa Lamanele tertimbun lumpur, dan jembatan di Desa Waiburak putus.
"Tim yang terdiri dari bupati, TNI, Polri, Asisten 1, BPBD, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan, Dinas Perkebunan dan peternakan, Bagian Humas, Anggota DPRD sedang dalam perjalanan laut, 30 Menit lagi baru sampai ke lokasi dan segera menginformasikan kondisi terkini," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah desa di Kabupaten Flores Timur dihantam banjir bandang. Kejadian berlangsung sekitar pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
BNPB mengatakan banjir bandang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Flores Timur beberapa jam belakangan. Hingga saat ini, pemerintah setempat masih berupaya melakukan penanganan di lokasi bencana.
0 Comments